LOMBOK - Menjelajahi Gunung Rinjani, tentulah butuh energi besar. Dua menu khas Desa Senaru di kaki Gunung Rinjani ini patut menjadi sajian pengisi perut Anda.
Pernah menjajal menu yang menggunakan batang pisang? Di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok, ada satu menu yang menggunakan bahan ini. Sayur ares namanya.
"Biasanya sayur ares dihidangkan saat acara perkawinan dan acara adat," kata Afti (40), juru masak di Pondok Senaru Cottage, kepada Okezone ketika ditemui di Lombok, NTB, baru-baru ini.
Di Senaru, batang pisang yang diolah sayur ares bukanlah berasal dari pohon pisang yang sudah berbuah. Karena menurut Afti, batang pisang dari pohon yang sudah panen tidak menghasilkan rasa sayur ares yang nikmat.
Pohon pisang sengaja ditanam hanya untuk diambil batangnya yang masih muda, berumur sekira 3-4 bulan. Biasanya, pisang yang ditanam adalah pisang emas ataupun pisang kepok. Satu porsi sayur ares membutuhkan 3-4 batang pohon pisang.
"Di sini, enggak susah cari batang pohon pisang karena banyak. Kalau di kota mungkin rugi menanam pohon pisang lalu ditebang tanpa menunggu panen," imbuhnya.
Cara membuatnya mudah saja. Batang pohon pisang yang telah diambil kemudian dipotong-potong kasar sambil dibersihkan serat-seratnya. Rendam dalam air garam sekira 15 menit. Tiriskan.
Bumbu-bumbu yang diperlukan, adalah kemiri, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah besar, lengkuas, jahe, lada, garam, dan terasi. Haluskan semua bumbu. Tak ketinggalan, air kaldu daging dan santan. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan santan, masak sekira 30 menit, dan angkat bila sudah matang.
Ada lagi satu menu yang biasanya mendampingi sayur ares pada acara- acara spesial. Namanya jejeruk, yang bahan utamanya adalah daun singkong dan daun pepaya muda.
Cara mengolahnya pun tidak rumit. Daun pepaya dan daun singkong muda direbus hingga matang. Kemudian, cincang halus kedua daun. Sementara itu, rendam kecambah di dalam air dingin hingga cukup lunak. Dibutuhkan juga potongan kasar dan parutan halus kelapa muda. Campurkan semua sayuran bersama bumbu halus yang sama dengan bumbu sayur ares.
Kedua sayur khas Lombok tersebut biasanya juga disajikan bersama sate luh-luh dan ayam pelecing. Sate luh-luh juga menggoda, aroma rempah dan bakaran ikan lautnya disajikan tanpa bumbu kacang ataupun bumbu kecap.
"Di restoran ini, sayur ares, jejeruk, dan sate ikan laut disajikan tergantung permintaan, biasanya tamu dari luar kota yang minta dibuatkan. Kami enggak menyediakan semua menu itu setiap hari," ujarnya.
Yang tak kalah menarik, setiap porsi menu-menu tersebut dihidangkan di atas nampan besar dan "meja", yang lebih mirip bakul terbalik, dengan kayu sebagai kakinya.
"Dengan buah dan kerupuk, satu nampan menu-menu itu kami jual dengan harga Rp100ribu, cukup untuk dimakan 4 orang," pungkasnya
.